Bisnis Online

Nabung Dapat Income

Asuransi bayar sesuai Tagihan

Buat Istri Ketagihan Malam Ini

Junesse Global

Rumah Mangga Besar

Disewakan Rumah di Mangga Besar IVA, 2 lantai, ada 3 kamar, Luas 42m2, baru renovasi, Jalan masuk mobil cuma Buntu, Ada AC, listrik 2.200 Watt, +/- 100m dari jalan Mangga Besar Raya , Harga sewa 30 juta/tahun Nego Berminat Hub : 08164824650 - 08979002010 - (021) 70940030 ( Tersewa )

Rumah Golden Palm

Disewakan Rumah Golden Palm, Sebelah Citra Garden V - Cengkareng. Dua lantai, listrik 2.000W, ada 3 unit AC, Ada water heater, kompor Gas, 2 kamar tidur, 2 kamar mandi.
Luas 48m2. Berminat Hub : 08164824650 - 08164824650 - 70940030 ( Tersewa )

Formula Bisnis

Minggu, 29 November 2009

Ancaman bagi Si Penabung Lemak


TEMPO Interaktif, Kala lapar menyerang, Yusuf tak perlu berlama-lama mengisi perutnya. Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang, itu cukup menyeduh mi instan di kamar kosnya. Selesai. Karena jauh dari orang tua, Yusuf sangat sering makan mi instan.
"Saya sengaja beli satu dus untuk persediaan," kata Yusuf. Padahal kebiasaan mengkonsumsi makanan berpengawet dan pewarna seperti mi instan itulah salah satu penyebab timbulnya kanker usus besar atau kolorektal.
Namun, orang seperti Yusuf tidak merasa telah menanam penyakit di tubuhnya. "Penyakit ini memerlukan waktu 10-15 tahun untuk bermanifestasi, " kata spesialis penyakit dalam dr. Aru W Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, seusai Seminar "Cegah Kanker Usus Besar dengan Gaya Hidup Sehat" di Semarang, Sabtu lalu.
Penyebab lainnya adalah mengkonsumsi makanan berkadar lemak tinggi, misalnya sajian di gerai-gerai makan siap saji. Menurut Aru, makanan merupakan faktor yang paling penting dalam proses terjadinya kanker ini. "Diet atau pola makan dapat mempengaruhi struktur dan proses genetik pada permukaan usus besar sehingga memicu pertumbuhan sel abnormal yang menjadi kanker, " ujar dokter kelahiran Washington, Amerika Serikat, ini.
Disebut penyakit kanker usus besar karena lokasi kanker berkisar dari usus besar (kolon) hingga dekat dubur (rektum). Jika kanker itu berada di dekat anus, lebih mudah diambilnya. Tapi semakin ke atas, semakin sulit mengatasinya.
Kanker usus besar adalah kanker terganas kedua tertinggi di negara-negara maju. Diperkirakan terdapat 376.400 kasus baru di Uni Eropa pada 2004. Dari jumlah itu, 149.400 di antaranya meninggal dunia. Atas dasar itu, kanker usus besar ditempatkan sebagai jenis kanker dan penyebab kematian kedua terbesar di 25 negara Benua Eropa.
Bagaimana di Indonesia? Belum ada angka pasti berapa penderitanya. "Kita tidak punya data. Data masih di masing-masing rumah sakit. Belum dikumpulkan, " tutur Aru. Namun, dia memprediksi, jumlah penderitanya terus bertambah. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, misalnya, kanker usus besar masuk daftar 10 besar kanker tersering.
Di luar negeri, penyakit ini menyerang orang berumur 40 tahun hanya 3 persen. Selebihnya, menyerang orang di atas umur 40 tahun. Sebaliknya, kata Aru, di Indonesia 30 persen penderitanya berumur di bawah 40 tahun. "Kesannya terus meningkat pada usia-usia muda," ujar Aru prihatin. Apalagi, jika pada usia muda tak terasa telah terserang penyakit ini. "Nanti tahu-tahu sudah mutasi ketiga atau masuk stadium empat."
Ada beberapa upaya untuk pencegahan kanker usus besar, yakni pencegahan primer, berupa menjaga hidup sehat. Usaha lain adalah screening, yaitu secara aktif mencari sebelum gejala penyakit muncul. Sedangkan usaha yang ketiga adalah deteksi dini, agar terapi dapat dilakukan secepat mungkin dan harapan sembuh lebih besar.
Untuk mengetahui penyakit kanker usus besar memang tidak mudah. Ahli bedah Rumah Sakit dr Kariadi, Semarang, dr Andy Maleachi, Spkbd, menyatakan gejala kanker usus besar umumnya penyakit wasir.
Gejalanya berubah-ubah pada saat buang air besar (BAB). Kadang encer, kadang keras, kadang tipis. Bahkan saat BAB ada darah yang ikut keluar pada feses saat buang air besar. Akhirnya penderita kesulitan BAB dan perut terasa tak enak.
Biasanya terjadi perubahan pada fungsi usus, seperti mengalami diare atau sembelit tanpa sebab yang jelas. Penderita biasanya merasa perut masih penuh meski sudah buang air besar. "Gejala ini (berlangsung) lebih dari enam pekan," kata Andi. Gejala lain adalah terjadinya penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Karena kanker kolon termasuk penyakit yang perjalanannya lambat, Aru menyarankan masyarakat melakukan deteksi dini. Caranya dengan pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi. Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun. Yang paling sederhana adalah secara berkala memeriksakan feses untuk mencari darah samar.
Sementara itu, bagi mereka yang sudah mengalami gejala seperti pendarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan ada beberapa prosedur. Misalnya pemeriksaan colok dubur oleh dokter.
Di samping itu, dapat dilakukan enema barium. Cairan barium dimasukkan keusus besar melalui dubur. Kemudian setelah difoto dengan menggunakan alat roentgen, dapat dilihat siluetnya. Apabila sudah ditemukan adanya kanker, penanganan bisa dilakukan melalui pembedahan, kemoterapi, dan radiasi.

Cegah Kanker Kolorektal
- Lakukan gaya hidup aktif dan teratur berolahraga.
- Jangan merokok.
- Kendalikan stres dan kemarahan.
- Jaga berat badan tetap ideal.
- Makan dengan diet seimbang, konsumsi makanan kaya serat, serta hindari banyak lemak.
- Banyak minum air.
- Masukkan prebiotik dalam menu harian.
- Usahakan buang air besar sekali sehari.
- Kurangi paparan radiasi.
- Lakukan konseling genetik dan pelajari sejarah kesehatan keluarga. Ada anggota keluarga yang mengidap polip usus besar dapat menambah faktor risiko terserang kanker kolon.

ROFIUDDIN (Semarang) | BERBAGAI SUMBER

Senin, 16 November 2009

Awas, Berciuman di Jombang Bisa Dipidana


TEMPO Interaktif, Jombang - Pemerintah Kabupaten Jombang melarang keras masyarakatnya bermesraan, berpelukan, dan berciuman yang mengarah pada hubungan kelamin di tempat umum.

Hal itu telah diatur dalam peraturan daerah yang baru Nomor 15 Tahun 2009 tentang pelarangan pelacuran. "Kalau ketahuan bisa dipidana atau denda," kata Agus Purnomo, dari Bagian Perundang-undangan, Bagian Hukum, Pemerintah Jombang, Kamis (12/11).

Namun, peraturan itu belum bisa langsung diberlakukan karena masih menunggu peraturan bupati sebagai petunjuk pelaksanaan perda. Oleh karena itu, sanksi pidana atau denda belum bisa dijelaskan seperti apa bentuknya, karena masih dalam proses pembahasan.

Selain berciuman, dalam perda juga terdapat ketentuan larangan untuk praktik pelacuran, di antaranya dilarang melakukan perbuatan pelacuran, dilarang membujuk atau memaksa orang dengan perkataan atau perbuatan sehingga tertarik melakukan pelacuran, dan dilarang membuka usaha pelacuran.

Sanksi untuk jenis larangan itu sudah diatur dalam perda yang mulai diundangkan pada 7 September 2009 tersebut. Sanksi pidananya kurungan tiga bulan dan denda minimal Rp 5 juta hingga Rp 15 juta.

Saat ini sosialisasi perda sudah dilakukan ke beberapa titik, di antaranya lokalisasi pelacuran di Desa Klubuk, Kecamatan Kabuh, Jombang.

Secepatnya, kata Agus, perda dan pergub akan diberlakukan. "Untuk pergubnya saat ini masih dalam proses pembahasan," ujarnya.

Kok, Penis Si Buyung Kecil,Ya?


Sedih, ya, mengetahui ukuran alat kelamin Si Buyung tidak normal? Nah, jangan tunda untuk segera mengoreksinya! Jika tak terlambat ditangani, kelamin yang kecil masih bisa diobati.
Arni tampak selalu kebingungan setiap kali habis memandikan putranya, Edo. Arni merasa ukuran alat kelamin si jagoan ciliknya ini terlalu kecil untuk anak seusianya. Pernah ia berdiskusi dengan suaminya soal alat kelamin Edo. "Ah, nanti juga akan normal sendiri kalau Edo sudah besar, " begitu kata suaminya.


Ya, jika benar ukuran alat kelaim Edo akan menjadi normal dengan sendirinya, Arni tentu akan merasa lega dan tak perlu khawatir lagi. Tetapi, bagaimana jika tidak? Menurut DR. Dr. Jose R.L. Batubara, Sp.A (K), spesialis endokrinologi dari RSIA Hermina Jatinegara, jika masalah yang dalam bahasa medisnya disebut mikropenis ini segera ditemukan kemudian dapat ditangani secara benar, mikropenis maupun small penis masih dapat diobati.

Oleh karena itu, jangan buru-buru panik apalagi putus asa bila Si Kecil memiliki ukuran penis yang kecil. Ingat, ada faktor lain yang bisa membuat Si Kecil berpenis kecil. "Seringkali para orangtua mengira anaknya berpenis kecil, padahal penisnya hanya tersembunyi dibalik lemak suprapubis (di bagian bawah perut) akibat kegemukan," ujar Jose. Bila masih ragu, konsultasikan saja segera ke dokter anak untuk diberi terapi yang dibutuhkan.

Ukur Secara Benar
Menemukan penis anak yang kecil atau mikropenis memang akan membuat khawatir para orang tua. Tentu saja penis yang merupakan alat reproduksi dan seksual pria ini akan sangat menentukan masa depan sang anak. Hal ini menyangkut pada kebahagiaan dirinya bersama pasangannya kelak.


"Sebenarnya, selama testisnya normal, tidak akan mempengaruhi kemampuan reproduksinya. Tetapi performance- nya di saat ia berhubungan intim kelak, mungkin akan terganggu," tutur Jose. Namun jangan buru-buru mengklaim sang anak sudah pasti memiliki mikropenis jika hanya melihat 'burung' Si Buyung tak lebih besar dari anak lelaki lain seusianya.

Definisi mikropenis yang sesungguhnya sebetulnya dapat dipastikan secara awam begitu anak lahir. Normalnya, penis bayi yang baru lahir berukuran 2,5 sampai 3,5 sentimeter. Ukuran ini berlaku untuk bayi dengan ras apapun, karena menurut penelitian penis bayi berusia 0 sampai 1 bulan rata-rata tidak memiliki perbedaan ukuran yang berarti.

Jadi, bila menemui bayi yang memiliki penis di bawah ukuran 1 sentimeter orangtua baru boleh merasa khawatir sang anak masuk kategori mikropenis. Sedangkan pada anak yang memiliki penis antara 1 sampai 2 sentimeter, termasuk ke dalam kategori small penis. Untuk kategori yang kedua ini, tak perlu khawatir terlalu berlebihan karena masih besar peluangnya untuk dikoreksi tanpa terapi dengan hormon.

Menurut Jose, dirinya bahkan pernah menemukan bayi yang berpenis hanya sebesar pentol (kepala) korek api, atau berukuran di bawah satu sentimeter. Jika kondisinya seperti ini, tentu sudah masuk ke dalam kategori mikropenis dan harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

Lalu, bagaimana cara mengukur penis Si Buyung secara tepat? Pengukuran penis sebaiknya dilakukan dengan benar dan tidak sedang dalam kondisi ereksi. Penis bayi diukur dengan stretch penile length atau ditarik dan diukur pada bagian dorsum (punggung) penis, mulai dari pangkal hingga ujung kepala atau glans penis.

Pengukuran ini perlu diulang hingga tiga kali, mengingat hasil pengukuran dapat saja berbeda sesuai kondisi di seputar penis dan tergantung pada teknik pengukuran yang dilakukan. Kemudian, baru akan didapatkan ukuran penis yang sebenarnya.

Perasaan risau mungkin dialami oleh orang tua jika mengetahui ukuran alat kelamin sang buah hati tidak normal. Untuk memberikan penggambaran lebih jauh mengenai hal tersebut, NOVA coba menanyakan hal ini kepada DR.Dr.Jose R.L Batubara, Sp.A (K) dan berikut penjelasannya.

Menjelang Puber
Seseorang memiliki gangguan ukuran penis ini bisa terjadi sejak anak baru lahir, maupun ketika ia beranjak dewasa atau memasuki masa puber. Menurut Jose, ukuran penis kecil maupun mikro yang terjadi pada anak sejak lahir kebanyakan disumbang oleh perkembangan intra uteri atau genitalia yang tidak benar.


Penyebab tidak berkembangnya genitalia ini tak berhubungan dengan genetika yang diturunkan, tetapi merupakan faktor bawaan yang terjadi pada saat proses pembentukan janin di dalam kandungan ketika berusia 12 minggu. Penis anak juga dapat mengalami keterlambatan perkembangan setelah ia dinyatakan normal ketika lahir.

Keterlambatan perkembangan genitalia anak ini biasanya disebabkan adanya kekurangan hormon yang bekerja mempengaruhi perkembangan organ genitalianya yang lalu mengalami gangguan seperti kallman syndrome dan sebab-sebab yang tidak diketahui pasti (idiopatik). Akan tetapi, kebanyakan diakibatkan produksi hormon testosteron, gonadotropin, maupun growth hormone yang kurang optimal.

Terapi Dari Sang Ahli
Nah, bila menemukan anak berpenis kecil maupun mikro, sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter anak. Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui adakah kelainan lain, misalnya pada testis.


"Asal bukan merupakan jenis kelamin ganda, masalah penis kecil maupun mikropenis masih dapat diobati. Oleh karena itu, perlu dipastikan dulu gennya adalah XY dan testisnya normal. Kemudian, harus secepatnya diobati!" tegas Jose.

Penanganan gangguan ukuran penis yang diketahui pada anak baru lahir, bisa dimulai ketika anak berusia 3 bulan. Apalagi pada kasus mikropenis yang parah, misalnya berukuran hanya 1 sentimeter. Tidak diperlukan tes kadar testosteron terlebih dahulu, karena pada anak yang belum memasuki masa puber memang kadar hormon testosteronnya masih sedikit.

Tes yang diperlukan cukup tes bone age atau tes untuk menunjukkan kedewasaan relatif dari struktur tulang kerangka. Tes ini bertujuan untuk menentukan adanya ketidaknormalan dari kelenjar hormon atau endokrin anak. Caranya, cukup dengan melakukan foto rontgen pada tulang pergelangan tangan dan siku. Kemudian, hasilnya akan dibandingkan dengan isi dari buku panduan perkembangan anak.

Setelah dilakukan tes, dokter dapat memutuskan untuk melakukan terapi yang tepat. Untuk kondisi small penis biasanya tidak diperlukan terapi hormon maupun tindakan lainnya. Namun, untuk mikropenis akan diperlukan terapi dengan menyuntikkan hormon testosteron, setidaknya 3 minggu sekali dan pemantauan perkembangan penis setelahnya.

Ada efek sampinya tidak, sih, terapi hormon ini? Seharusnya, kata Jose, terapi dengan hormon testosteron ini tidak menyebabkan efek samping. Kendati demikian, seringkali kesalahan yang terjadi adalah dokter berusaha menormalkan kadar testosterone pada anak yang masih belum puber.

"Sebenarnya, kalau kita mengerti ilmu perkembangan anak, tidak perlu menormalkan hormon testosteronnya. Untuk terapi dengan hormon testosteron sendiri sudah ada takaran yang diberikan sesuai dengan usia anak," terang Jose lagi.

Dan yang lebih penting lagi, jangan terlambat membawa Si Kecil untuk mengoreksi ukuran penisnya. Jika sudah memasuki masa puber, dapat dikatakan sudah terlambat untuk mengoreksi penisnya yang tak normal. Di usia ini, produksi hormon testosteron dan perkembangan organ genitalianya sudah maksimal. Penambahan hormon testosterone jadi tak akan banyak bermanfaat.

Efek Terapi Hormon
Pada dasarnya, terapi dengan injeksi hormon testosteron ini dapat menyebabkan reaksi pada tubuh sang anak, mengingat testosteron merupakan hormon yang berkaitan dengan fungsi tubuh pada anak lelaki. Beberapa reaksi yang mungkin timbul, di antaranya:
1. Penis jadi lebih sering mengalami ereksi.
2. Terasa gatal pada penis, karena anak belum tahu jika hal itu merupakan tanda ereksi.
3. Tumbuh bulu-bulu tanda kedewasaan seperti kumis, bulu kemaluan, dan jambang lebih cepat, meski hal ini jarang sekali terjadi.
4. Maturasi atau kematangan tulang lebih cepat, sehingga pertumbuhan anak bisa tidak optimal. Namun, hal ini dapat dicegah dengan pemeriksaan bone age terlebih dahulu.


http://default. tabloidnova. com/article. php?name= /kok-penis- si-buyung- kecilya-1&channel=kesehatan% 2Fanak