Bisnis Online

Nabung Dapat Income

Asuransi bayar sesuai Tagihan

Buat Istri Ketagihan Malam Ini

Junesse Global

Rumah Mangga Besar

Disewakan Rumah di Mangga Besar IVA, 2 lantai, ada 3 kamar, Luas 42m2, baru renovasi, Jalan masuk mobil cuma Buntu, Ada AC, listrik 2.200 Watt, +/- 100m dari jalan Mangga Besar Raya , Harga sewa 30 juta/tahun Nego Berminat Hub : 08164824650 - 08979002010 - (021) 70940030 ( Tersewa )

Rumah Golden Palm

Disewakan Rumah Golden Palm, Sebelah Citra Garden V - Cengkareng. Dua lantai, listrik 2.000W, ada 3 unit AC, Ada water heater, kompor Gas, 2 kamar tidur, 2 kamar mandi.
Luas 48m2. Berminat Hub : 08164824650 - 08164824650 - 70940030 ( Tersewa )

Formula Bisnis

Senin, 16 November 2009

Kok, Penis Si Buyung Kecil,Ya?


Sedih, ya, mengetahui ukuran alat kelamin Si Buyung tidak normal? Nah, jangan tunda untuk segera mengoreksinya! Jika tak terlambat ditangani, kelamin yang kecil masih bisa diobati.
Arni tampak selalu kebingungan setiap kali habis memandikan putranya, Edo. Arni merasa ukuran alat kelamin si jagoan ciliknya ini terlalu kecil untuk anak seusianya. Pernah ia berdiskusi dengan suaminya soal alat kelamin Edo. "Ah, nanti juga akan normal sendiri kalau Edo sudah besar, " begitu kata suaminya.


Ya, jika benar ukuran alat kelaim Edo akan menjadi normal dengan sendirinya, Arni tentu akan merasa lega dan tak perlu khawatir lagi. Tetapi, bagaimana jika tidak? Menurut DR. Dr. Jose R.L. Batubara, Sp.A (K), spesialis endokrinologi dari RSIA Hermina Jatinegara, jika masalah yang dalam bahasa medisnya disebut mikropenis ini segera ditemukan kemudian dapat ditangani secara benar, mikropenis maupun small penis masih dapat diobati.

Oleh karena itu, jangan buru-buru panik apalagi putus asa bila Si Kecil memiliki ukuran penis yang kecil. Ingat, ada faktor lain yang bisa membuat Si Kecil berpenis kecil. "Seringkali para orangtua mengira anaknya berpenis kecil, padahal penisnya hanya tersembunyi dibalik lemak suprapubis (di bagian bawah perut) akibat kegemukan," ujar Jose. Bila masih ragu, konsultasikan saja segera ke dokter anak untuk diberi terapi yang dibutuhkan.

Ukur Secara Benar
Menemukan penis anak yang kecil atau mikropenis memang akan membuat khawatir para orang tua. Tentu saja penis yang merupakan alat reproduksi dan seksual pria ini akan sangat menentukan masa depan sang anak. Hal ini menyangkut pada kebahagiaan dirinya bersama pasangannya kelak.


"Sebenarnya, selama testisnya normal, tidak akan mempengaruhi kemampuan reproduksinya. Tetapi performance- nya di saat ia berhubungan intim kelak, mungkin akan terganggu," tutur Jose. Namun jangan buru-buru mengklaim sang anak sudah pasti memiliki mikropenis jika hanya melihat 'burung' Si Buyung tak lebih besar dari anak lelaki lain seusianya.

Definisi mikropenis yang sesungguhnya sebetulnya dapat dipastikan secara awam begitu anak lahir. Normalnya, penis bayi yang baru lahir berukuran 2,5 sampai 3,5 sentimeter. Ukuran ini berlaku untuk bayi dengan ras apapun, karena menurut penelitian penis bayi berusia 0 sampai 1 bulan rata-rata tidak memiliki perbedaan ukuran yang berarti.

Jadi, bila menemui bayi yang memiliki penis di bawah ukuran 1 sentimeter orangtua baru boleh merasa khawatir sang anak masuk kategori mikropenis. Sedangkan pada anak yang memiliki penis antara 1 sampai 2 sentimeter, termasuk ke dalam kategori small penis. Untuk kategori yang kedua ini, tak perlu khawatir terlalu berlebihan karena masih besar peluangnya untuk dikoreksi tanpa terapi dengan hormon.

Menurut Jose, dirinya bahkan pernah menemukan bayi yang berpenis hanya sebesar pentol (kepala) korek api, atau berukuran di bawah satu sentimeter. Jika kondisinya seperti ini, tentu sudah masuk ke dalam kategori mikropenis dan harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

Lalu, bagaimana cara mengukur penis Si Buyung secara tepat? Pengukuran penis sebaiknya dilakukan dengan benar dan tidak sedang dalam kondisi ereksi. Penis bayi diukur dengan stretch penile length atau ditarik dan diukur pada bagian dorsum (punggung) penis, mulai dari pangkal hingga ujung kepala atau glans penis.

Pengukuran ini perlu diulang hingga tiga kali, mengingat hasil pengukuran dapat saja berbeda sesuai kondisi di seputar penis dan tergantung pada teknik pengukuran yang dilakukan. Kemudian, baru akan didapatkan ukuran penis yang sebenarnya.

Perasaan risau mungkin dialami oleh orang tua jika mengetahui ukuran alat kelamin sang buah hati tidak normal. Untuk memberikan penggambaran lebih jauh mengenai hal tersebut, NOVA coba menanyakan hal ini kepada DR.Dr.Jose R.L Batubara, Sp.A (K) dan berikut penjelasannya.

Menjelang Puber
Seseorang memiliki gangguan ukuran penis ini bisa terjadi sejak anak baru lahir, maupun ketika ia beranjak dewasa atau memasuki masa puber. Menurut Jose, ukuran penis kecil maupun mikro yang terjadi pada anak sejak lahir kebanyakan disumbang oleh perkembangan intra uteri atau genitalia yang tidak benar.


Penyebab tidak berkembangnya genitalia ini tak berhubungan dengan genetika yang diturunkan, tetapi merupakan faktor bawaan yang terjadi pada saat proses pembentukan janin di dalam kandungan ketika berusia 12 minggu. Penis anak juga dapat mengalami keterlambatan perkembangan setelah ia dinyatakan normal ketika lahir.

Keterlambatan perkembangan genitalia anak ini biasanya disebabkan adanya kekurangan hormon yang bekerja mempengaruhi perkembangan organ genitalianya yang lalu mengalami gangguan seperti kallman syndrome dan sebab-sebab yang tidak diketahui pasti (idiopatik). Akan tetapi, kebanyakan diakibatkan produksi hormon testosteron, gonadotropin, maupun growth hormone yang kurang optimal.

Terapi Dari Sang Ahli
Nah, bila menemukan anak berpenis kecil maupun mikro, sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter anak. Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui adakah kelainan lain, misalnya pada testis.


"Asal bukan merupakan jenis kelamin ganda, masalah penis kecil maupun mikropenis masih dapat diobati. Oleh karena itu, perlu dipastikan dulu gennya adalah XY dan testisnya normal. Kemudian, harus secepatnya diobati!" tegas Jose.

Penanganan gangguan ukuran penis yang diketahui pada anak baru lahir, bisa dimulai ketika anak berusia 3 bulan. Apalagi pada kasus mikropenis yang parah, misalnya berukuran hanya 1 sentimeter. Tidak diperlukan tes kadar testosteron terlebih dahulu, karena pada anak yang belum memasuki masa puber memang kadar hormon testosteronnya masih sedikit.

Tes yang diperlukan cukup tes bone age atau tes untuk menunjukkan kedewasaan relatif dari struktur tulang kerangka. Tes ini bertujuan untuk menentukan adanya ketidaknormalan dari kelenjar hormon atau endokrin anak. Caranya, cukup dengan melakukan foto rontgen pada tulang pergelangan tangan dan siku. Kemudian, hasilnya akan dibandingkan dengan isi dari buku panduan perkembangan anak.

Setelah dilakukan tes, dokter dapat memutuskan untuk melakukan terapi yang tepat. Untuk kondisi small penis biasanya tidak diperlukan terapi hormon maupun tindakan lainnya. Namun, untuk mikropenis akan diperlukan terapi dengan menyuntikkan hormon testosteron, setidaknya 3 minggu sekali dan pemantauan perkembangan penis setelahnya.

Ada efek sampinya tidak, sih, terapi hormon ini? Seharusnya, kata Jose, terapi dengan hormon testosteron ini tidak menyebabkan efek samping. Kendati demikian, seringkali kesalahan yang terjadi adalah dokter berusaha menormalkan kadar testosterone pada anak yang masih belum puber.

"Sebenarnya, kalau kita mengerti ilmu perkembangan anak, tidak perlu menormalkan hormon testosteronnya. Untuk terapi dengan hormon testosteron sendiri sudah ada takaran yang diberikan sesuai dengan usia anak," terang Jose lagi.

Dan yang lebih penting lagi, jangan terlambat membawa Si Kecil untuk mengoreksi ukuran penisnya. Jika sudah memasuki masa puber, dapat dikatakan sudah terlambat untuk mengoreksi penisnya yang tak normal. Di usia ini, produksi hormon testosteron dan perkembangan organ genitalianya sudah maksimal. Penambahan hormon testosterone jadi tak akan banyak bermanfaat.

Efek Terapi Hormon
Pada dasarnya, terapi dengan injeksi hormon testosteron ini dapat menyebabkan reaksi pada tubuh sang anak, mengingat testosteron merupakan hormon yang berkaitan dengan fungsi tubuh pada anak lelaki. Beberapa reaksi yang mungkin timbul, di antaranya:
1. Penis jadi lebih sering mengalami ereksi.
2. Terasa gatal pada penis, karena anak belum tahu jika hal itu merupakan tanda ereksi.
3. Tumbuh bulu-bulu tanda kedewasaan seperti kumis, bulu kemaluan, dan jambang lebih cepat, meski hal ini jarang sekali terjadi.
4. Maturasi atau kematangan tulang lebih cepat, sehingga pertumbuhan anak bisa tidak optimal. Namun, hal ini dapat dicegah dengan pemeriksaan bone age terlebih dahulu.


http://default. tabloidnova. com/article. php?name= /kok-penis- si-buyung- kecilya-1&channel=kesehatan% 2Fanak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar